Minggu, 17 Maret 2013

Difteri



*Difteri  merupakan  penyakit  menular  yang  sangat berbahaya yang banyak dialamioleh anak-anak. Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama daerah saluran pernafasan bagian atas. Penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Coryne bacterium diphtheriae (C. diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian atas mukosa saluran pernapasan dan kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan ialah sakit tekak dan demam secara tiba-tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernapasan.Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri dan amat sensitif pada faktor-faktor alam sekitar seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri disebarkandari kulit, saluran pernapasan dan sentuhan dengan penderita difteri itu sendiri.Tingkat kematian akibat difteri paling tinggi di kalangan bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi dalam masa tiga hingga empat hari.Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksindan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran toksin. Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.

*Penemu DifteriAdalah Emil Von Behring (1854-1817) seorang Dokter berkebangsaanJerman peraih nobel kesehatan dan kedokteran pada tahun 1901 yangmenemukan penyakit difteri yang banyak menelan korban jiwa di Jerman terutama anak-anak.Emil Von Behring belajar ilmu kedokteran di Royal Medical-SurgicalFriedrich-Wilhelm – Institute pada tahun 1874 dan lulus pada tahun 1978.Selain menemukan penyakit difteri Emil pun menemukan serum yang bisa menguatkan tubuh dari penyakit diferi. Saat itu Emil menjadi asisten RobertKoch di Universitas Berlin pada tahun 1888. Emil mencoba berbagai senyawa golongan antiseptik seperti iodoform, merkuri dan asetilen untuk membunuh baketeri penyebab difteri.Emil berhasil menemukan serum difteri dengan membuat kultur bakteri difteri dengan iodine triklorida. Kultur ini kemudian di suntikan ke babi guinea.Hasilnya, babi guinea tersebut menjadi kebal terhadap difteri. Serum darah dari babi guinea tersebut disuntikan kembali kepada ke babi guinea yangkedua dan hasilnya bagi guinea kedua itu pun kebal terhadap difteri. Atas penemuaannya ini Emil kemudian dikenal sebagai pelopor/penemu terapiserum.
   Penyebab DifteriPenyakit difteri adalah infeksi saluran pernasfasan yang disebabkan oleh kuman Coryne bacterium Diphteriae, suatu bakteri yang tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Gejala difteri yaitu adanya bentukan pseudomembrane yang merupakan hasil kerja dari kuman ini. Pseudomembran sendiri merupakan lapisan tipis berwarna putih keabu-abuan yang timbul terutama didaerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan.
Disamping menghasilkan pseudomembran, kuman ini juga menghasilkan sebuah racun yang disebut eksotoxin yang sangat berbahaya karena menyerang otot jantung, ginjal dan jaringan syaraf.    
Cara PenularanPenyakit difteri disebabkan disebarkan orang melalui pernafasan, terutama droplet tenggorokan yang disebabkan batuk dan bersin. Difteri pun bisa tersebar melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman kepada orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini juga bisa ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.
Bahaya Difteri Penyakit difteri merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Penyakit ini menyerang seluruh lapisan usia tapi paling sering menerang anak-anak yang belum di imunisasi. Pada tahun 2000, diseluruh Negara dilaporkan ada 30.000kasus dan 3000 diantaranya meninggal karena penyakit ini.
Pencegahan & Pengobatan Di negara berkembang difteri acap menjadi penyebab kematian pada anak-anak. Untungnya dekade terakhir telah dikembangkan vaksin difteri (DPT) yang menjadi imunisasi wajib pada anak. Sayangnya kekebalan hanya diperoleh selama 10 tahun setelah imunisasi, sehingga orang dewasa sebaiknya menjalani vaksinasi booster (DT) setiap 10 tahun sekali.Penderita difteri sebaiknya dirawat di rumah sakit, di unit perawatan intensif.Ia akan diberi suntikan antitoksin dan mendapatkan pemantauan ketat terhadap sistem pernafasan dan jantung.Untuk melenyapkan bakteri diberikan antibiotik.
Pemulihan difteri yang berat akan berlangsung perlahan. Biasanya anak tidak  boleh terlalu banyak bergerak, karena kelelahan bisa melukai jantung yangmeradang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar