Orang tua yang mempunyai gaya otoriter cenderung memberi
dukungan rendah, tetapi mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap anak. Orang
tua seperti ini selalu berusaha mengontrol dan memaksakan kehendaknya pada
anak. Mereka memiliki disiplin yang kaku dan biasanya dilakukan tanpa ekspresi
kehangatan dan kasih sayang. Standar perilaku pada orang tua yang otoriter
biasanya kaku dan cenderung suka mengkritik anak jika tidak patuh. Mereka juga
kerap mendikte anak hal yang harus dilakukan, memaksa anak untuk patuh, dan
tidak memberikan pilihan bagi anak. Orang tua otoriter biasanya tidak
menerangkan pada anak alasan di balik permintaan mereka. Jika anak
mempertanyakan perintah orang tua, mereka akan menjawab: “Jalankan saja, tidak usah banyak tanya, atau
kamu mau dihukum?”Orang tua seperti ini cenderung memfokuskan pada
kesalahan anak atau perilaku yang tidak disetujui orang tua, bukan pada
perilaku anak yang positif. Anak dikritik, dimaki, atau dihukum; seringkali
dengan cara yang kasar jika anaknya tidak menurut pada aturan yang dibuatnya.
Anak dari keluarga otoriter biasanya tidak belajar untuk berpikir mandiri dan
tidak berusaha memahami mengapa orang tua menuntut perilaku tertentu.
Akibatnya bagi anak bila kita bersikap
otoriter? Anak akan bertumbuh menjadi orang yang bergantung pada orang lain. Anak menjadi keras kepala dan sulit diatur. Ini akan terjadi pada anak yang lebih berani. Dalam keadaan tertentu, kita memang tidak akan sempat lagi berdebat dengan anak karena mendesaknya waktu. Dalam keadaan demikian, kita perlu mengambil tindakan yang bersifat otoriter. Saya kira pemimpin manapun tentunya pernah melakukan tindakan dan keputusan sepihak tanpa persetujuan bawahannya, yaitu terutama dalam situasi darurat. Tetapi sedapat mungkin dalam kebanyakan keadaan, berikan pilihan-pilihan kepada mereka, sehingga anak relatif mempunyai kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri bersama dengan konsekuensinya.Dapat dikatakan bahwa gaya mendidik yang otoriter kita perlukan lebih banyak pada usia-usia dini anak, dan hendaknya semakin demokratis ketika anak semakin dewasa. Seharusnya pada saat remaja, anak semakin memperoleh kebebasannya. Untuk itu, kita perlu menyelesaikan penanaman dasar moral dan kebiasaan yang baik sesaat sebelum anak memasuki usia remaja. Sehingga ketika anak remaja diberi kebebasan menentukan dirinya lebih banyak, mereka tidak mengambil tindakan yang kurang bertanggung-jawab.Otoriter itu didominasi oleh pemaksaan-pemaksaan orang tua kepada anak, jadi lebih banyak bertujuan memuaskan keinginan, target, ambisi, bahkan hawa nafsu orangtua sendiri. Sebaiknya orang tua dalam melakukan tindakan mendisiplin ataupun berelasi dengan anak dengan dilandaskan kasih sayang, jadi lebih banyak memikirkan kebutuhan dan kemampuan anak. Dalam hal ini orang tua lebih baik bersikap demokratis dan memberi ruang kepada perbedaan anak dengan orang tua, dan memberi ruang juga bagi anak untuk bertanya dan mencari alasan mengapa suatu hal diijinkan dan hal lain tidak diijinkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar